Bismillahirrahmanirrahiim...
Sebelum berbicara apa
itu role model dan pentingnya sebuah role model, mari kita simak terlebih dahulu percakapan berikut ini.
Seorang ibu menyuruh
anaknya yang sedang nonton televisi agar mematikan televisinya karena adzan
maghrib sudah terdengar dari Masjid-masjid dan surau-surau yang ada didesa
tempat ibu itu tinggal.
Ibu : "Nak matikan
tivi-nya, dah maghrib" Kata Ibu itu.
Anak : "Lah mama,
mainan laptop terus." dengan polos anak TK itu membela diri.
Ibu : "Mama
sebentar lagi selesai, itu tivi-nya dimatiin dulu! mama masih mau menghapus ini
sebentar".
Anak : "Mmoh!"
(bahasa jawa yang berarti "tidak mau") "Punya mama dulu dimatiin".
Lalu setelah itu,
kira-kira apa yang dilakukan anak tersebut? Iya, betul sekali, anak itu tetap
melanjutkan nonton televisi hingga Ibunya terlebih dahulu menutup laptopnya dan
segera menunaikan sholat maghrib.
Dari contoh diatas,
mungkin pembaca sudah mengerti apa itu role model, dan kenapa saya
mengambil judul tulisan ini "Role model itu penting". Role
model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sama
artinya dengan teladan yaitu "Sesuatu yang patut ditiru atau baik
untuk di contoh (tentang kelakukan, perbuatan, sifat, dan sebagainya)".
Sedangkan Wikipedia menjelaskan role model sebagai "person
who serve as an example, whose behaviour is emulated by others" yang
artinya "Orang yang berfungsi sebagai contoh, yang perilakunya
ditiru orang lain". Jadi, kalau saya boleh gabungkan dua makna diatas
menjadi, “Orang yang mempunyai kelakuan, perbuatan, sifat dan sebagainya yang
patut ditiru atau baik, dan orang tersebut dijadikan contoh oleh orang
lain”.
Apakah role
model berbeda dengan public figure? Role model (Teladan)
lebih lekat artinya dengan orang yang berperan sebagai pemberi contoh mengenai
apa yang disampaikannya kepada orang lain. Beberapa contoh role model seperti
orang tua terhadap anak, direktur perusahaan terhadap karyawan, manager
terhadap staff-nya, organisator terhadap angota organisasinya, ataupun yang
lainnya. Dalam hal ini, semua orang bisa menjadi role model bagi orang
lain. Sedangkan Public Figure adalah orang yang dikenal
masyarakat umum sebagai orang yang berpengaruh di mata masyarakat seperti Nabi,
Presiden, selebritis, Budayawan, Kiyai dan lain-lain. Dan tentu saja, tidak
semua orang bisa menjadi public figure.
 |
children learn by seeing not by lecture
"Anak belajar dengan melihat bukan dengan ceramah"
(Sumber gambar: http://dakwatuna.com) |
Kembali ke role
model, Dari pengertian tersebut jelas mengapa anak tadi tidak mau mematikan
televisinya. Anda sudah tentu paham bahwa anak tersebut telah mengambil ibunya
sebagai "role model". Anak akan mudah mengikuti kata-kata
orang tua jika ada contoh dari orang tuanya, juga adik dari kakaknya. Begitu
pula di perusahaan, sekolah, oraganisasi, institusi, dan di
lingkungan lainnya. Jika seorang manager berkata kepada staff-nya tentang
langkah yang harus dilakukan untuk mencapai target-target tertentu, namun sang Manager
tidak pernah sedikitpun melakukan langkah tersebut. maka otomatis staff akan
berkata "wong dia saja tidak pernah melakukan" walaupun secara tidak
langsung mengungkapkannya.
Nabi Muhammad SAW selalu
memberikan contoh dengan sangat istiqomah kepada ummat Islam dalam menjalankan
ibadah, padahal beliau sudah dijamin masuk surga. Jika seandainya tidak ada
contoh dari Nabi Muhammad SAW mungkin saja ada orang Islam sholat hanya dengan
sujud atau rukuk saja. Sampai Beliau bersabda tentang sholat yang artinya:
"Sholatlah sebagaimana aku sholat".
Dalam Al Qur'an sendiri sangat dianjurkan agar memberikan contoh menjadi teladan bagi orang lain. Bahkan jika ada orang beriman berkata (menyuruh) kebaikan tanpa ia sendiri pernah melakukannya, maka disisi ALLAH itu sangat dibenci. QS.2:44, QS.61:2-3.
Tentulah perilaku
teladan itu tidak hanya dihadirkan satu dua kali terhadap orang yang
meneladaninya. Butuh proses dan waktu yang tidak sedikit agar keteladanan
tersebut dapat diterima dan benar-benar dijalani oleh penerima. Pemberi teladan
juga harus melihat apakah penerima itu sesuai dengan contoh yang ia berikan,
dan apakah contoh itu dapat dilakukan oleh penerima pesan. Karenanya, kita
tidak boleh terburu-buru menyalahkan orang lain yang ada dibawah pengaruh kita.
Bisa saja contoh yang kita berikan salah namun dianggap benar dan dijalankan
oleh penerima contoh.
Di sekolah-sekolah,
kebanyakan siswa tidak mampu mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh gurunya
sebelum guru tersebut memberikan contoh penyelesaiannya. Apalagi pelajaran-pelajaran eksakta seperti matematika, fisika, kimia, dan lain-lain. Maka dari itu, dalam buku seperti
matematika, fisika, kimia, selalu ada contoh soal di setiap babnya. Dengan
seperti itu diharapkan agar siswa dapat mengerjakan soal-soal selanjutnya
dengan mudah. Namun juga akan kesulitan jika siswa-siswa yang passion-nya
adalah pelajaran yang mengutamakan keterampilan, diharuskan menyelesaikan soal-soal yang mengutamakan
kepahaman terhadap rumus-rumus matematika. Diberikan seribu contoh sekalipun belum tentu bisa kecuali sedikit sekali. Walaupun pelajaran-pelajaran tersebut tidak ada
hubungannya dengan role model, tapi itu cukup mampu menjelaskan
bahwa contoh itu penting.