Selamat Datang :)

....
Follow Me

Aku kaya, anda kaya, dan semua orang itu kaya



By  Unknown     Sunday, August 24, 2014    Labels: 
Pernahkah anda merasa kehidupan anda sangat menderita? katakanlah miskin. Atau mungkin saat ini? Perasaan seakan-akan tidak punya apa-apa pasti setiap orang pernah merasakannya. Perasaan itu datang kepada siapapun. Tak peduli apakah orang itu kaya, biasa saja, atau orang yang tidak ‘terlihat’ miskin. Aku pun pernah.

Biasanya perasaan ini datang saat kita menginginkan sesuatu namun kita gagal meraihnya karena keterbatasan-keterbatasan yang ada pada kita. Kemudian kita membesar-besarkan masalah dalam otak dan bukan mebesarkan hati. Dan kita memvonis diri kita sendiri sebagai orang yang miskin.

Masalah ekonomi sering kali menjadi hantu paling menyeramkan dalam kehidupan manusia. Sering kita melihat berita-berita di surat kabar atau media elektronik tentang orang yang frustasi karena masalah uang. Ada juga sih berita orang galau karena cintanya ditolak, lalu dia bunuh diri. Tapi dari hasil pengamatan saya media elektronik masih lebih banyak memberitakan tentang orang-orang yang frustasi karena masalah ekonomi. Kecuali di facebook memang lebih banyak orang yang galau soal cinta. Mungkin ada yang sambil senyum-senyum baca tulisan ini karena dia salah satu pelakunya.

Kita harus menyadari apa yang kita dapat sesungguhnya itu sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan kita untuk mengelolanya. Dengan seperti itu insyaALLAH hal-hal yang saya sebut di pragraf diatas tidak terjadi pada kita. Toh semua orang sadar kebahagiaan tidak mutlak diperoleh dari kekayaan. Banyak juga kok yang mengatakan “banyak harta tidak selamanya membuat kita bahagia”. Kalau boleh aku katakan, kita hanya perlu untuk mensyukuri apa yang kita miliki agar kita benar-benar merasa kaya.

Bedakan antara bersyukur dan meratapi nasib. Aku tidak mengatakan kita jadi miskin saja atau kita tidak perlu jadi orang kaya, tidak. Aku juga tidak mengatakan kita cukup pasrah saja lalu tidak berbuat apa-apa, bukan itu. Itu bukan bersyukur tapi meratapi nasib, dan itu tidak boleh. Syukur yang dimaksud adalah kita menikmati pencapaian kita dengan kaki yang tetap melangkah maju.

Hal yang paling mudah yang dapat kita lakukan agar kita bisa bersyukur adalah melihat orang yang kemampuannya dibawah kita. Atau kita melihat hal-hal yang kita lebih unggul dari orang lain. Beberapa tulisan mengatakan bahwa Zinedine Zidan pernah berkata “Aku pernah menangis karena aku tidak punya sepatu untuk bermain sepak bola dengan teman-temanku. Tapi suatu hari aku melihat seseorang tanpa kaki, dan aku tersadar betapa kayanya diriku”.

Waktu kecil dulu aku masih ingat ketika aku mendengar penjual eskrim keliling aku bilang sama ibuku: "Aku pengen beli eskrim". Ibuku selalu mencari alasan agar aku tidak jadi membelinya, "wah eskrimnya sudah jauh" katanya, dan segala macam alasan lainnya. Dan itu terjadi tidak hanya sekali. Apalagi untuk beli eskrim seharga 1000-2000 rupiah, uang saku sekolah saja aku cuma bawa 1 koin 100 rupiah disaat teman-teman yang lain sudah saku dengan uang 500-2000 rupiah.

Aku pernah iri dengan teman-temanku yang dengan mudahnya mengejar prestasi mengasah bakatnya karena punya dukungan biaya. Ada juga yang punya dukungan modal dari orang tuanya untuk belajar berwirausaha. Sedangkan aku terlahir dan besar dari keluarga miskin di lingkunganku. Namun Alhamdulillah itulah yang membuat aku lebih gigih dari mereka.

Beberapa waktu lalu rasa iri itu muncul lagi, lalu ALLAH mempertemukan aku dengan anak penderita Talasemia (kelainan darah). Anak tersebut bergerak pelan ketika melakukan apapun, rentan mimisan, dan sering pusing. Pernah aku bertanya kegiatan saat sekolah di SMP seperti apa (sekarang dia sudah SMA). Katanya dia yang paling terasingkan adalah ketika pelajaran olahraga. Ketika yang lain bermain di lapangan dia hanya bisa lihat, atau diberikan tugas lain oleh guru untuk mengisi essai tentang kesehatan. Saat itu aku sadar, aku kaya, aku lebih kaya darinya. Aku bisa berlari sekencang yang aku mampu, dan tentu aku bisa lebih cepat darinya. Aku bisa mengendarai motor. Dan aku bisa begadang semalaman tanpa khawatir mimisan.

Selain berkaca pada orang lain meningkatkan syukur kita juga dapat dilakukan dengan flash back melihat masa lalu kita. Yang dulunya tidak punya apa-apa sekarang sudah bisa beli motor, punya komputer sendiri dan berbagai macam barang dapat kita beli. Atau yang dulunya kita makan hanya dengan lauk garam sekarang sudah mampu beli ikan asin. Dulu hanya bisa sedekah sepuluh ribu bulan sekarang bisa zakat dan sedekah lebih banyak. Jangan salah flash back dengan meratapi kegagalan demi kegagalan yang justru membuat kita enggan bangkit. Tapi lihatlah keadaan kita yang sekarang lebih baik dari sebelumnya. Dengan begitu kita pun akan mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan dari apa yang kita miliki.

About Unknown

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Maecenas euismod diam at commodo sagittis. Nam id molestie velit. Nunc id nisl tristique, dapibus tellus quis, dictum metus. Pellentesque id imperdiet est.

1 comment: